Senin, 29 Juli 2013

Malam Penuh Berkah

Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Suasana begitu sepi dan dingin sekali. Hanya sesekali terdengar suara jangkrik mengisi suasana malam. Kulangkahkan kaki ini menuju tempat pancuran air. Kubasuh wajah, tangan dan kaki ini. Ada dingin yg menyusup tulang. Ada getar sejuk yg merasuk di jantungku. Sesaat… aku sudah duduk terdiam. Mematung di atas hamparan sajadahku. Mencoba menembus, batas-batas antara ada dan tiada. Semakin lama, semakin jauh meninggalkan raga yg fana ini. Dua utusan telah menyambutku. Tersenyum hangat penuh persahabatan. Dan terlontarlah sebuah pertanyaan yg sangat mengejutkan. Apa yg sedang engkau cari wahai insan Tuhan….? Aku terdiam dan tak tau, apa yg harus aku jawab. Apa yg sedang engkau cari wahai insan Tuhan….? Kembali pertanyaan itu dilontarkan kepadaku. Siapakah engkau…. Apakah engkau ini… Mengapa kau tanyakan itu padaku…. Aku balik bertanya kepada sang dua utusan tersebut. Disinilah tempat segala permohonan akan dikabulkan. Jadi…mohonlah atas apa yg engkau inginkan. Dan Kami….tak pernah sekali pun mengingkari janji. Benarkah ini yg kudengar… Benarkah apa yg sedang kuhadapi sekarang… ataukah…semua ini hanya sekedar ilusi belaka…. Baiklah jika itu yg kalian tawarkan padaku. Aku berharap kalian benar-benar dapat mewujudkannya. Tapi, ach….. Ada sedikit keraguan
tentang hal itu. Benarkah kalian sanggup utk mewujutkan apa yg aku inginkan… Aku tak yakin…. Yaa…aku tak yakin, kalian sanggup mewujudkan keinginanku. Sudahlah, sebutkan saja apa yg menjadi keinginanmu, wahai insan Tuhan. Dan Kami…benar-benar akan mewujudkannya. Aku ingin bertemu denganNya…. Yaa….aku hanya ingin bertemu denganNya… Cukup itu saja yg aku inginkan… Pandangan itu seakan tak percaya dengan apa yg baru didengarnya. Ada roman pucat dan senyum pahit yg terlihat. Apakah tidak salah, dgn yg Kami dengar ini. Apa tak ada yg lain saja yg engkau inginkan wahai insan Tuhan….. Sudahlah…kembalikan saja aku ke duniaku. Tak ada gunanya aku memohon pinta kepada kalian. Aku dari awal sudah yakin, kalian tak akan sanggup utk memenuhinya. Tunggu dulu wahai insan Tuhan. Tak adakah yg lain yg engkau inginkan selain itu. Tidak….jawabku, aku tak ingin yg lain. Sungguh….aku tak ingin yg lain. Wahai insan Tuhan, tolonglah Kami…utk dapat memenuhi janji Kami…. Sekali ini saja, agar Kami….tak punya hutang kepadamu. Baiklah jika itu yg kalian inginkan. Namun sebenarnya, aku merasa enggan utk mengatakannya. Aku khawatir, kalian tak sanggup lagi untuk mewujudkannya. Sungguh, aku pun juga tak ingin merepotkan kalian. Justru Kami akan senang sekali jika bisa memenuhi janji Kami. Silahkan ucapkan permintaanmu, wahai insan Tuhan. Baiklah…. Aku ingin juga bertemu dgn….Sang Cahaya Terpuji. Kedua wajah itu kembali pucat dan lesu. Mengapa yg engkau pinta, adalah sesuatu yg diluar batas kemampuan Kami….?? Namun jika memang itu yg engkau inginkan, baiklah…. Tapi apakah engkau sudah ikhlas dgn semua ini….?? Yaa….aku sudah ikhlas dgn segalanya, termasuk hidupku sendiri. Semua sudah aku ikhlaskan….. Sekarang kumohon….laksanakanlah janji kalian kepadaku. Jika tidak, tolong segera kembalikan aku ke dalam jasadku. Tak perlu menunggu lama ternyata. Dan memang….kedua utusan itu, benar-benar memenuhi janjinya. Tirai kabut tipis itu pun tersibak… Pelan tapi pasti… Cahaya sejuta matahari menyeruak menembus mata dan jantungku. Semua jadi lenyap… Semua jadi hampa dan kosong… Hanya aku dan keberadaanku saja yg ada. Yaa… Aku sekarang ada dalam keberadaan sejati. Keadaan yg benar-benar hidup….tanpa harus dgn sarana apa pun. Aku hidup tanpa raga…. Aku hidup tanpa nyawa… Aku hidup tanpa indra… Aku benar-benar hidup tanpa apa pun, dan siapa pun…. Aku… Hidup dengan diriku sendiri….

0 komentar:

Posting Komentar