Senin, 15 Juli 2013

Guru Bijak & Wanita Cantik

Alkisah, di masa lampau di negeri Jepang, ada sebuah perguruan silat yang terkenal. Suatu saat seorang pendeta tua yg juga adalah guru besar di perguruan tersebut dan muridnya yang masih muda melakukan suatu  perjalanan. Suatu ketika mereka melewati sebuah sungai yang lebar dan berarus deras, di tepian sungai tampak ada seorang wanita cantik yang takut untuk menyeberangi sungai itu dan menunggu orang-orang untuk membantunya menyeberangi sungai itu. Sang murid yang jarang bertemu wanita di perguruan nya, terpesona sekali melihat wanita tersebut,  namun ia memilih diam saja, demi menghormati sang guru dengan apa yg diajarkannya selama ini.
         Melihat orang yang butuh bantuan, sang guru bijak pun mendekati wanita tersebut dan menawarkan bantuannya untuk menyeberangkan nya melewati sungai. Sang gadis pun menerima tawaran tersebut, akhirnya wanita tersebut di gendong oleh guru bijak itu menyeberangi sungai dan menurunkannya di pinggir seberang sungai. Kemudian Guru bijak itu meneruskan perjalanannya  di ikuti oleh muridnya.Dalam perjalanan, murid muda itu menggerutu dalam hati dan gemas akan perilaku sang guru itu yang menggendong wanita itu yang menurut dia tak dipantas dilakukannya. Ia berpendapat, seharusnya sebagai seorang guru yang bijak, tidak selayaknya  menggendong wanita cantik itu, karena akan menurunkan wibawa dan kharismanya.
          Sesampainya di perguruan maka sang murid itu menumpahkan semua kekesalannya kepada Guru Bijak itu karena perilaku nya menggendong perempuan cantik di tepi sungai tadi.
Bapak Guru , kenapa engkau menggendong perempuan cantik, bukankah engkau sebagai seorang pendeta telah melanggar ajaran yang selama ini engkau ajarkan kepada kami, murid-muridmu untuk tidak menyentuh wanita. Kenapa engkau tidak memberi contoh yang baik, tindakanmu menggendong perempuan cantik itu sangat tidak cocok dengan posisimu sebagai guru dan pendeta di perguruan ini” Keluh dan gerutu si murid kepada guru bijak.
           Guru Bijak itu dengan lembut tanpa marah berkata kepada muridnya ”Anakku, wanita cantik itu tadi sudah lama saya turunkan di pinggir sungai, saya bantu dengan hati yg bersih dan telah kulupakan, tetapi kenapa engkau hingga sampai kini tetap menggendongnya dalam pikiran mu ?
        Bersihkanlah pikiranmu, murid ku, tadi saya membantunya dengan hati yg bersih. Jangan engkau kembangkan pikiran2 yang lain yang membuat kalut di pikiran, sebab kadangkala setan membisikan pikiran2 jelek, jika kita pelihara pikiran jelek tersebut, maka akan membuat kita terjebak dalam pikiran yang kotor tersebut dan tidak menemukan kedamaian. Jangan pelihara ( gendong) segala pikiran jelek berlama-lama, letakkanlah pada tempatnya, bersihkanlah pikiran mu.  Kebanyakan kita masih sering menggendong masalah masa lalu kita walau sebenarnya sudah selesai, dan ini menimbulkan ketidaknyamanan hati.    
( Sumber, cerita lama dari Jepang )

        Cerita lama di atas adalah juga semacam cerita simbolik yang menggambarkan bagaimana manusia perlu kejernihan hati dan kebersihan pikiran dalam menempuh kehidupan di dunia ini. Wanita cantik dalam cerita diatas yang membuat sang murid begitu terpesona, adalah juga gambaran pesona dunia yg begitu menawan hati, dalam realita kehidupan pesona dunia tersebut bisa dalam bentuk silau atas pesona harta kekayaan, jabatan yg tinggi, harta benda seperti rumah, kendaraan yang besar mewah, kekuasaan, dan berbagai bentuk kenikmatan dunia lain nya, yang secara naluriah jadi pengharapan dan impian kebanyakan manusia.
            Seorang manusia yang memiliki prinsip hidup dilandasi pemahaman agama yg kuat, tak akan mudah silau dengan pesona nikmat dunia tersebut, karena ia tahu itu semua hanyalah kenikmatan yang sementara. Kenikmatan dunia yang kita terima patut disyukuri, namun itu hanyalah jadi sarana dalam menempuh jalan hidup ini, bukan menjadi tujuan. Itu semua bisa difahami kalau kita memiliki hati yang jernih dan niat yg ikhlas.

0 komentar:

Posting Komentar